Minggu, 18 Maret 2012

tertawa menderita

Cerpen Remaja Sedih : tertawa menderita

Cerpen Remaja
Cerpen Remaja Sedih : Menertawakan Derita cerita ini berisikan sebuah masalah yang dihadapai dengan kepala  dingin sehingga ia menertawakan derita nya, aneh bukan? silakan dibaca dech ^_^

Dalam guyuran hujan itu dua insan menerjang berarah mengukir cerita untuk sebuah keindahan kelak.Menahan rasa sakit sang wanita tetap menemani setia di setiap jalannya mereka berdua.Duduk beriring meneduh di sudut kota itu,berpikir sesuatu sang pria berusaha membagi kesakitan itu dengan dirinya.”Pakai ini agar kau tak menggigil seperti itu..”tegas dia katakan.”Tapi kamu...??ini sudah satu satunya penghangat di tubuhmu yan.”bujuk sang wanita.Karena lama tertahan oleh hujan,mereka akhirnya memilih pulang menembus rintik air yang tak kunjung reda sejak senja datang.

  Keesokan harinya,Kian menoleh ke wajah kecil yang tertata indah di dinding kamar,membangunkannya.”ayook bangunn udah siang!!!”sapa Kian.Ini adalah hal kecil yang selalu mereka lakukan,walaupun tak langsung bertatap muka tapi sapaan pagi itu cukup menyejukkan kala dunia mulai beranjak berjalan.

Cepat cepat ia bergegas,karena pagi buta itu Kian harus sudah terjaga,teringat bahwa dia harus segera mengantar seseorang untuk mendapat keadaan tubuh yang lebih baik."Segalanya nya akan baik baik saja,tak usah kau khawatirkan dengan detik yang belum kau jalani Kara"::terang pria itu menyakinkan.Hanya bisa tersenyum yakin,sang wanita ambil langkah menuju seorang berkaca mata dan berseragam putih.

Tak lama berselang wajah lugu itu keluar dari ruangan tersebut mengagetkan Kian yang menunggu.”kok cepet,ga di apa apain kan sama dokternya??”gurau Kian menghibur.”apaan sihh,emang mau di apain,ya diperiksa doang yan”Kara menjawab dengan gembira.Hari itu pertama kali Kara memeriksakan keadaan tubuhnya dan dia seperti sangat gembira bukan karena tak harus menelan pil yang tak ia sukai atau pun di suntik dengan jarum yang terlalu besar menurutnya,namun karena kini ia merasa tak sendiri lagi dengan keadaan beban itu,ada seseorang yang akan selalu setia ia bagi bersama beban itu,membuat nya bisa menertawakan derita itu dan menghibur nya sepanjang malam.Sungguh ini benar,bukan seperti mimpi indah yang hilang ketika bangun di pagi hari.




Hingga suatu hari,mulai dari tempatnya berpijak langkah letih Kara terus berjalan membawa kotak berisi sesuatu seperti anak ayam mencari induknya.Dan langkah nya terhenti ketika sampai di depan gerobak kecil dalam pasar mewah tempat Kian bekerja.Yaahh,,Kara saat itu tau,Kian tak sempat membawa perbekalan apapun untuk dimakan nantinya.Terkaget Kian menyapa Kara yang terus memandanginya”heiii,,,ngapain??”tanya Kian.”Ini aku bawain makanan buat kamu yan,aku tau kamu lagi kelaperan kayak anak kucing kann^^,,ampek cungkring gini”goda Kara.”beehh..aku cungkring mah udah dari sono nya Kara,tapi bentar,,ini bukan mie lagi kan,bisa kriting ini perut kalo makan mie terus.^^”

***

Hari hari mereka berdua di habiskan untuk semua kenangan terindah bahkan untuk hal sederhana.Karena bagi mereka berdua tak perlu mewah untuk merasa bahagia,tak perlu terbawa kesedihan saat duka itu ada,dan tak perlu beralasan untuk sebuah keindahan.Keyakinan bersama itu mereka tumbuhkan meski dalam keakrabab yang terjadi begitu singkat.Bukan sekedar keakraban yang lama terjalin atau pendekatan yang tekun,namun semua tentang keselarasan dua hati.Sedikit menyontek kata kata dari seorang filosofi yunani.

Ini bukan tentang keadaan fisik lagi tapi murni tentang perasaan hati.Bukan hal yang sudah di lakukan dan terus dilupakan tapi pengingat sejati tentang sebuah kenangan dunia,bukan tentang keabadian sesaat tapi hanya pertemuan yang singkat.Menyadari akan hal itu Kara dan Kian selalu memandang setiap detik yang mereka lalui sebagai kesempatan yang ada,dari pada terus memikirkan hal yang mereka berdua tak kehendaki.

***

Lalu tiba – tiba praaakkkkk !!….Kian terjatuh membentur sebuah badan meja yang kuat menopang barang,bukan karena tak menjaga mata waktu berjalan atau di alihkan sesuatu.Itu karena raga Kian sudah terlalu lama menahan sebuah *kesakitan itu,*kesakitan dalam itu.Hal yang selalu tak ia perlihatkan dengan setiap tawa dalam hari nya. Pelipis nya terus mengucur darah segar seperti sungai dalam jalur menuju laut lepas.Mendengar keadaan tersebut Kara berlari mendekat dengan keadaan tubuh yang sudah lebih membaik dari hari lalu.Keadaan yang sangat berbalik dengan Kian yang sudah berada dalam saat saat tak sadarkan diri itu.

Tak kalah hebat air mata pun ikut menetes terus tak henti hentinya dari wajah wanita lugu itu menangisi keadaan Kian sekarang.Sungguh tak terbayangkan,orang yang selalu mendukung nya dari beban itu,mengeratkan genggaman saat rapuh,membuat derita nya menjadi canda tawa bahagia,ternyata menopang beban jauh begitu berat tentang sebuah *kesakitan dalam itu.

Sampai petang menjelang,meski untuk bernafas saja sulit,sang wanita tetap tersenyum lirih sembari membuka lembar demi lembar goresan pena dari seorang yang ia cintai.Hal yang setiap malam dikerjakan oleh Kian untuk mengistimewakan Kara dengan goresannya tersebut.Mereka saling membagi beban beban dan tawa itu.Layaknya orang yang baru saja berkenalan di kesejukan malam.Bukan senyuman palsu  yang ia keluarkan,namun sungguh sangat bersyukur dapat di  pertemukan dengan seseorang yang mampu menjadi teman dalam hidupnya membuat segalanya terlihat mudah bersamanya dengan keadaan yang singkat ini.

***
Dan waktu terus berayun memutar,hidup pun seperti tiada henti untuk berubah.Keadaan buruk sedikit demi sedikit mulai membaik.Mereka tetap dalam satu genggaman melaju penuh keyakinan meski kadang tak terlihat sempurna di dalam diri mereka. Karena ada senyuman dalam tiap derita,ada kebahagiaan dalam sebuah kesederhanaan meski pun kadang kita harus juga menertawakan derita.

*Kesakitan itu sesuatu yang tak akan mereka bagi karena itu tak seburuk seperti apa yang di bayangkan.Karena mimpi mimpi itu masih tersimpan sangat rapat dan untuk di wujudkan.Tersenyum dalam setiap derita itu.

bayangan hantu


-pekerjaan ku sudah kelar.
Aku sudah membuat semuanya menjadi lebih baik.
Aku menyunggingkan senyum pada manusia itu.
Dia tergeletak tak berdaya di pojokan ruangan.
Itu lah balasan bagi orang yang jahat batinku.
Aku membersihkan peralatan suciku dari darah orang itu.
Aku tak ingin peralatan ku dikotori oleh dosa dosa yang beradu dalam merah nya darah yang sedari tadi mengucur dari tubuh beku itu.
Setelah memberesi peralatan suciku , aku segera bergegas meninggalkan tempat tersebut.


New orelans, 19th june 1981

-aku tersenyum melihat judul deadline yang terpajang rapi di koran pagi ini.
'seorang laki laki ditemukan tewas mengenaskan di rumahnya'dia pantas mendapatkan nya batinku.
Karena dia telah mendustakan tuhanku.
Maka dia pantas mendapatkan neraka.
Aku yakin tuhan akan bangga pada aku.
Umat yang selalu memberantas kejahatan di dunia ini.
Masih membaca koran,suara jane,salah satu suster yang bekerja di klinik milik ku membuyarkkan ku.
'dokter bob ,ada pasien yang harus ditangani.' ujarnya sambil tersenyum.
Aku hanya mengangguk .'suruh dia masuk jane,'perintahku.
Dia hanya manggut manggut.
Lalu bergegas meninggalkan ku.
Mungkin dia akan memanggil pasien ku.


=bersambung=

Sabtu, 17 Maret 2012

perjalanan

Waktu Terasa semakin berlalu…

Tinggalkan Cerita tentang kita

Akan tiada lagi kini tawamu

Tuk Hapuskan semua sepi dihati…



Ada cerita tentang Aku dan Dia

Dan kita bersama saat dulu kala

Ada cerita masa yang indah

Saat kita berduka saat kita tertawa

( Peterpan )



Ku  masih dan selalu saja meratapi diriku. Entah sampai kapan ku akan terus seperti ini. Pekerjaanku sepulang sekolah adalah melamun dan selalu melamun. Sambil mendengarkan lagu cinta sejatiku Peter Pan. ku sudah hafal lagu itu, sebab hanya satu lagu itulah yang menjadi temanku sehari-hari. Lagu itu menyimpan kenangan atau seakan lagu itu adalah harapan.

Sambil terus mendengarkan Peterpan yang diputar beberapa kali, ku memandangi foto lama di HP-ku. Gambar itu adalah seorang Gadis remaja kecil dan Lelaki remaja kecil berseragam biru-putih. Dua anak itu bergaya. Berpegangan tangan dengan wajahnya seperti menarik senyuman. Ku tertawa sendiri teringat dengan semua kisah masa laluku.

“ D’, a cakep nggak gini?” ku meminta pendapat Anis. Saat itu, Aku baru saja mencukur rambut.

“ Idih, Cakep ko.. daripada botak kaya kemaren!” ujar Anis kecil sambil tertawa.

“ Hmm.. masa sih d, kamu juga cakep d”

“ He” narsis banget sih kamu a”

“ kenapa ? ko Narsis!”

“ Ia, ini foto-foto aja”

“ Buat kenang-kenangan d’, kita kan mau lulus! Gimana-gimana juga, jelek-jelek juga, ni sekolah kan yang mempertemukan kita d”.

.

Ku tertawa lagi, tapi ia sadar bahwa semuanya adalah hanya kenangan masa lalu ketika ku bersekolah Menengah Pertama.

“ Dimana Hati kamu sekarang, d? Apa ku gak bias nemuinnya lagi?”

Ku lelah. ku mematikan Audio Playern. Dan Peterpen pun berhenti menyanyi.



***



Nun jauh disana, entah Anis sedang melakukan apa. Apakah sama juga sedang teringat pada masa laluanya bersamaku.

“ A… kamu dimana? D’ takut a’ kenapa-napa…!”  a’ kemana teriak anis penuh kekhawatiran ketika ku Pergi Kabur Meninggalkan Rumah .

Dan ku memang sedang terombang-ambing diantara hidup dan mati ditengah masalah Hidupku itu.  Aku pergi pergi meninggalkan Pulau Jawa. Pesan terakhirku saat itu ku bilang “ d’, kamu baik-baik ya dsini, insya allah nanti kita ktemu lagi, jaga diri baik-baik d’ ”.

Anis tak bisa berbuat apa-apa. Ia hanya bisa  menangis.

“ Aaaaaaaaaaaaaaaaa…!” teriaknya saat disekolah dan mencertakan kepergiaanku kepada teman-teman yang lain.

Segera Anis bersama teman-teman yang lain mencoba mencariku. HP ku lobet, ia tak bias Kontek denganku, dan akupun tak bicara jika ku pergi kemana? Tapi ku juga merasa gelisah, hingga akhirnya ku Sempat SMS dia menggunakan HP orang lain. Hingga aku berulang-ulang di- Telponnya, Hingga akhirnya ku Terayu olehnya tuk Pulang. 3 hari Kepergiaanku ternyata membuatku mengetahui berapa besar Sayang Anis untukku.

Hari-hari kita memang selalu berdua tak pernah terpisahkan. Berangkat dan pulang sekolah, selalu berdua. Mendapat Peran Teater pun menjadi pasangan Raja dan Ratu. Cinta sudah terpatri dihatiku dengannya meski tak terucap kata cinta itu. Cinta itu tumbuh dengan sendirinya. Padahal, orang tua ia tak setuju dengan ke akraban aku dengannya.  Tapi, biar orang tua tak setuju. Kita berikrar tak akan pernah terpisah untuk selama-lamanya.



“ KR-EHB IS TRUE LOVE, AND ALWAYS TOGETHER FOREVER!” begitu janji ku pada Anis.

Dan kenyataan kita terpisah. Ternyata Aku tak seperti dulu dan Anispun bukan anis yang ku kenal dulu. Tapi sungguh ku masih sangat mencintainya.



***



Tiga tahun tentu bukanlah waktu yang sebentar, itu adalah waktu yang sangat lama untuk membangun sebuah Bangunan Cinta nan amat Kokoh . Selama sekian tahun itu, aku dan Anis bersama. Namun itu tak meluluhkan kerasnya Hati Anis sekarang, ia seakan tak acuh lagi denganku, dan sampai aku memutuskan tuk memcoba Membencinya.

“ D’… kenapa kamu sekarang? Tahukah kamu, aku sangat mencintaimu?” ku coba menitipkan kata pada angin yang bersiyur. Mudah-mudahan saja Anis mendengarnya disana.

Tiga tahun runtuh seperti ini. Tak ka nada lagi lika-liku Cinta antara ku dengannya,, Jika ada sebuah Penghargaan munkin aku dengannya adalah Pasangan yang sangat banyak mendapatkan penghargaan, Pasangan Putus-Nyambung, Pasangan ter-unik, Ter-Aneh, Ter-, Ter- dech. Tapi kini hanya Harapan, seketika Hati Anis Membeku sekeras batu nana mat besar yang tak bisah terluluhkan lagi. Hancurlah harapanku untuk bisa slalu dengan cintanya itu.

“ Bagaimana jika ternyata Anis mengkhianatiku, lalu ia kini bersanding dengan orang lain” .  Hati ku  mulai berprasangka yang tidak-tidak, karena ku paling tak terima jika ia dekat dengan orang lain”.

“ Ah, tapi buat apa, aku tak terima! Itu Haknya, dia mau punya Pacar baru tah, balikan ma pacar  lamanya tah,, aku tak punya hak ngurusin dia lagi” Gertak hatiku, memarahi diriku yang Egois ini.

Ah, hatiku berperang, bergejolak pertarungan kata-kata antara Ego dan Hatinya.

“ Sekali lagi, aku yakinkan padamu, Mi. Anis bukan Siapa-siapa lagi untukmu. kamu tak punya hak lagi ngurusin dia..” bisik hati Ku.

Disini kumelihat atap dinding yang bolong. ku seperti melihat bayangan masa lalunya ketikaku Kabur dan Anis menangis khawatir. Huh!



***



Di kamar ini ku Sejenak Terdiam, mencoba Menerima semuanya yang telah terjadi. Yang Sudah, YA SUDAHLAH!! Mungkin ini adalah akhir dari Perjalananku dengannya,, dan langkah awal tuk melangkah kembali mencari Cinta sejatiku. Kucoba hapus Kesedihannku, Menutup Cerita bersamanya dan membuka Cerita baru. Aku sejenak Tenang, hatiku dan Egoku mulai Selaras, beberapa menit itu telah membuatku melupakan Kepedihanku. Saat ku berpaling ke dinding kumelihat Boneka itu, boneka pemberiaan dari Anis. Huh, kembali Hatiku di Ingatkan kembali oleh Cerita lamaku bersama Anis. “Ya allah kapan ini semua akan berakhir, aku sudah tak tahan atas semua ini. Ya aku mencintainya, aku menyayanginya.. tapi ini semua tak bisa dipaksakan lagi” gemuruh Jiwaku bertanya kepada sang Ilahi.

Lagi-lagi aku harus berperang dengan Hatiku, entah sampai kapan ini semuanya berakhir… tapi ku tak mau begini, mungkin butuh waktu tuk hapus semuanya.

Pesanku untuknya ” Cinta ini memang tak Bisa karena Terpaksa, harus keTulusanlah yang bisa membuat Cinta Abadi, tapi bukan inilah Jalan terbaik yang kau Pilih. Tapi ya sudahlah ini semua telah Menjadi Keputusanmu” dan Permintaanku kepadanya ” Be the first woman I knew, my very dear. and looks beautiful and Sholeha  always wherever you stepped your steps.

“ KR-EHB IS TRUE LOVE, AND ALWAYS TOGETHER FOREVER!”

Past Goodbye, Remember always with me and my story.



***


BC, tempat menetapku sekarang…

Ciruas, Serang-Banten

Juni 2011

  Oleh Al-Khoerit
*Al-Khoerit adalah nama pena Elmi Hanjar Bait